"In the name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful; All the praises and thanks be to Allah, the Lord of the 'Alamin; The Most Gracious, the Most Merciful; The Only Owner of the Day of Recompense; Only to You, we worship and we ask for help;Guide us to the Straight way; The way of those on whom You have bestowed Your Grace, not (the way) of those who earned Your Anger, nor of those who went astray."

Rabu, 07 September 2011

Cara Memilih Pasangan Pengantin

Pernikahan adalah sesuatu hal yang paling dicari dalam hidup kita. Kita tidak bisa memastikan seseorang yang akan hidup bersama kita. Pasangan hidup kita (istri) tergantung pada keputusan Tuhan, tetapi kita harus berjuang untuk mencari dan memilih orang yang cocok untuk kita.

Ada tiga hal yang tidak dapat ditentukan oleh manusia:
  1. Rezeki
  2. Kematian
  3. Jodoh
Rezeki ada ditangan Tuhan. Tapi, bukan berarti kita harus berdiam diri tanpa melakukan sesuatu (menjemput rezeki). Kita harus berkerja keras untuk mendapatkan/menjemput rezeki yang disediakan oleh Tuhan untuk kita. 

Kematian datang secara diam-diam tanpa memberikan kita informasi sebelumnya. Oleh sebab itu, kita harus selalu siap di panggil oleh Tuhan suatu waktu. Jika kita selalu mempersiapkan diri dengan mengikuti segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya, maka kita akan meninggal dalam kondisi yang baik atau Khusnul Khatimah

Pasangan hidup (istri) adalah sesuatu yang sangat misterius. Mendapatkan pasangan hidup nampak mudah, tapi kenyataannya sangatlah sulit. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih pasangan hidup kita, yaitu:  
  1. Agama
  2. Keturunan
  3. Kecantikan
  4. Kekayaan
Nabi SAW, said “Perempuan itu dinikahi lantaran empat hal: karena hartanya, karena kemuliaan nasabnya, karena kecantikannya, dan karena din-nya(agamanya). Maka beruntunglah kamu yang memilih perempuan yang memiliki din yang baik...” (HR. Bukhari dan Muslim).

1.  Agama
   Agama adalah faktor utama dalam memilih jodoh. Rasulullah SAW bersabda: “janganlah kau nikahi perempuan karena kecantikannya. Boleh jadi, kecantikannya akan membinasakannya. Dan janganlah kau nikahi mereka karena hartanya. Boleh jadi, hartanya itu akan menjadikannya sombong. Alih-alih, nikahilah mereka karena din-nya. Dan budak yang hitam kulitnya tetapi memilki din (yang baik) itu lebih utama.” (HR. Ibnu Majah)

2.  Keturunan (bukan soal kebangsawanan)
    Faktor keturunan juga penting dipertimbangkan, terutama jika ada riwayat penyakit genetik, lebih-lebih kalau ituternyata juga terdapat pada keluarga kita. Jika keduanya digabungkan kemungkinan munculnya sifat genetik resesif (tidak dominan) yang merugikan akan berlipat ganda. Tapi, ini bukan anjuran untuk menjauhi mereka. Hanya saja jika kedua calon mempelai memiliki riwayat kelainan genetik yang mirip, ada baiknya dipertimbangkan dahulu secara matang. 

OK, mungkin bagi anda dan pasangan anda tidak masalah. Asalkan cinta biarkan kematian yang memisahkan. Baiklah, tapi jika sudah berkaitan dengan urusan anak, maka akan sangat besar pengaruhnya. Orang tua mana yang tak hancur hatinya melihat anaknya lahir dalam kondisi tidak normal. Walaupun, orang tua sanggup menjalani tapi sebaiknya memilih jalan yang tidak menyusahkan anaknya.

Tidak semua manusia dikarunia kelapangan hati dan kesehatan jasmani yang memadai.

3.  Cantik. (bukan model majalah fashion)
      Wajah cantik apakah harus? Tidak. ‘Biasa saja’ uda cukup ko’ untuk dicintai.
Pastinya kita tidak dapat memungkiri keinginan perasaan nyaman dan tenang. Setidaknya kita tidak mau terlalu kaget dan histeris setiap bangun pagi ketika melihat rupa dan fisik orang yang tidur di samping kita dengan tangan yang melingkar di pinggang.

Tidak perlu cantik atau tampan untuk disukai, yang perlu adalah mendengarkan hati. Jangan paksakan diri hingga pada rentang waktu tertentu akhirnya menggugat cerai.

Sebagian orang memilki kelapangan hati yang luar biasa, sehingga mau dan mampu melayani pasangannya yang memilki kekurangan fisik.

4.  Harta
     Harta/uang memang tidak menjamin kebahagiaan. “Uang bukanlah segala-galanya tapi segala-galanya butuh uang”.

Mungkin ini perkataan anda “susah senang dinikmati berdua”. Baiklah, terus bagaimana dengan ANAK?
Orangtua mana yang tega melihat anaknya susah, orangtua mana yang tidak perih hatinya ketika anaknya tidak mampu bersekolah, hanya karena orangtua tidak mampu menyekolahkan.

Jalan rezeki tidak lurus tapi tidak berbelok. Ada kalanya menikung tajam, naik menanjak melelahkan, dan turun bagai roller coaster dari puncak tertinggi.

Jangan lupakan kemungkinan hadirnya anak. Dan, jangan terburu nafsu iri melihat teman yang telah memiliki anak dan ingin cepat ikut menimang bayi. Lihat dulu kondisi diri.
Jika secara ekenomi belum siap, jangan paksakan diri demi cinta. Dan jangan pula berharap meminang bayi karena ada mertua atau orangtua yang bersedia menjadi tulang punggung finansial karena itu tidak baik.

Siap menikah, siap punya anak, berarti siap hidup mandiri bersama keluarga kecil.

writer : Supmar, S.Pd
sumber lain : Istikharah Cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...